Sorotan

Fakta di Balik Masuknya Balikpapan dalam Zona Merah Penyebaran Virus Corona

Bukan tanpa alasan Balikpapan mendapat zona merah. Dengan status ini warga pun diminta lebih waspada.

Samarinda, intuisi.coKota Balikpapan mendapat status zona merah. Itu artinya warga diminta waspada. Maklum kondisi saat ini, Kota Minyak terbanyak kasus virus corona. Dari 35 kasus di Kaltim, 18 pasien positif berasal dari Balikpapan. Tak hanya itu transmisi lokal juga sudah terjadi di kawasan ini.

“Makanya kami minta warga waspada. Tapi tiap daerah juga punya potensi sama (untuk penyebaran), jadi tak terbatas dengan zona. Merah, kuning atau hijau semuanya sama,” ucap Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltim, Andi Muhammad Ishak saat dihubungi intuisi.co pada Selasa malam, 14 April 2020.

Lebih jauh, Andi menerangkan jika pemberikan zona ini berdasarkan jumlah kasus. Jika Balikpapan terbanyak kemudian disusul Samarinda dengan 5 pasien positif, lalu Penajam Paser Utara (PPU) 4 pasien, Kutai Timur (Kutim) juga sama ada 4 kasus, lalu Kutai Kartanegara (Kukar) 2 pasien positif kemudian Bontang dan Berau masing-masing 1 kasus. Tersisa 3 daerah belum terjangkit, yakni Kutai Barat (Kubar), Paser dan Mahakam Ulu.

Maka disimpulkan, Balikpapan masuk zona merah, kemudian kuning itu Samarinda, PPU, Kukar, Bontang, Berau dan Kutim. Sementara tiga daerah lainnya, Kubar, Mahakam Ulu dan Paser itu zona hijau.

“Tapi, zona itu berlaku pasti bila tak ada mobilitas manusia. Persoalanya tiap hari ada perpindahan, makanya setiap zona punya potensi sama,” jelasnya.

Baca juga:  Pasien Covid-19 KTM 04, Sempat Enam Hari di Kaubun sebelum Diam-Diam ke Samarinda

Zonasi Membantu Petugas Menelusuri Kasus

Hanya saja, kata Andi, zona ini juga penting bagi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltim menelusuri penyebaran virus corona. Saat ini fokus utama ada empat klaster, yakni antiriba, sionde, KPU dan Gowa. Dan sebagian besar kasus di Kaltim berasal dari luar daerah. Selain itu, dengan adanya zona ini pihaknya bisa bergerak cepat dalam penanganan.

“Dari jumlah kasus, untuk rapid test (tes cepat) Balikpapan bisa didahulukan. Tapi ingat semua zona sama,” sebutnya.

Data terakhir hasil tes cepat, ada 2.400 alat rapid test tersedia, terpakai 1.650 tersisa 750. Kemudian sebanyak 60 orang dinyatakan positif dan 1566 negatif. Tak hanya itu, ada pula 24 orang harus mengulangi test karena data yang diterima tidak valid.

“Tes cepat ini akan terus dilakukan sambil menunggu alat PCR (polymerase chain reaction) datang dari pusat,” pungkasnya.(*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.