Indeks Rawan Bencana di Kaltim Masih Tinggi
Indeks Rawan Bencana (IRB) merupakan suatu perangkat analisis kebencanaan yang berbentuk indeks yang menunjukkan riwayat nyata kebencanaan
Samarinda, intuisi.co-Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim, Agus Tianur melalui Staff Perencanaan dan Program Muhammad Bakriansyah menerangkan IRB di Benua Etam masih terhitung tinggi, yakni di angka 146,67. Indeks ini berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) dalam periode tahun 2015-2021.
Dimana, terdapat 267 kejadian bencana di Kaltim yang terdiri dari 113 kejadian karhutla, 85 kejadian banjir, 47 kejadian tanah longsor, 20 kejadian puting beliung dan 2 kejadian abrasi. “Di 2022 ini, IRB semakin berturun. Dari 151,49 menjadi 146. Tapi 146 ini belum menjadi kebanggaan sebagai provinsi. Karena masih di tingkat yang tinggi,” ungkap Bakriansyah.
Bakriansyah menyatakan, pihaknya berupaya keras untuk menurunkan kembali IRB di Tahun 2023 ini. Salah satunya dengan mendorong 10 kabupaten/kota untuk meningkatkan Indeks Ketahanan Daerah (IKD). Apabila IKD menaik, maka IRB pun menurun.
“Pada Oktober lalu, kami mengumpulkan 10 kabupaten/kota untuk melakukan pengisian ketahanan daerah. Kami berharap bisa mendapat dua poin,” pintanya.
Apabila, lanjutnya, dua poin tersebut bisa terkejar maka posisi IRB Kaltim pun akan masuk ke dalam zona yang sedang. Angka IRB untuk Tahun 2023 ini pun akan bisa terlihat pada akhir tahun ini. Dirinya pun berharap agar IRB bisa menurun. Mengingat, Kaltim telah ditetapkan sebagai tuan rumah Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Malu juga nih kita sebagai daerah yang ditunjuk sebagai Ibu Kota Nusantara, ternyata indeks kita total risikonya terlalu tinggi,” pungkasnya. (BPBDKaltim/Adv/Tya)