Kaltim Kehilangan Hampir Rp1 Triliun karena Merosotnya Harga Batu Bara dan Minyak
Harga batu bara dan minyak mentah yang turun memberi dampak besar terhadap APBD Kaltim yang turun hampir Rp1 triliun dari dana bagi hasil.
Samarinda, intuisi.co – Merosotnya harga batu bara dan minyak dunia, berpengaruh besar terhadap APBD Kaltim 2021. Bumi Etam harus merasakan pemangkasan hampir Rp1 triliun. Dari lebih Rp9 triliun menjadi Rp8,2 triliun.
“APBD murni kita jelas terpotong di dana bagi hasil dari pemerintah pusat karena harga batu bara dan BBM (bahan bakar minyak) turun. Sehingga terpotong hampir Rp1 triliun,” terang Anggota Komisi III DPRD Kaltim Seno Aji kepada intuisi.co.
Sebagai informasi, harga batu bara saat ini sudah jauh melampaui batas atas ‘zona hijau’ di rentang RMB 500-RMB 570 per ton, seperti dilaporkan CNBC Indonesia pada 25 Oktober 2020. Zona hijau merupakan sasaran harga informal yang ditetapkan pihak berwenang yang bertujuan untuk memastikan profitabilitas produsen batu bara domestik serta menjaga margin produsen listrik.
Sementara harga minyak dunia, juga terus-terusan turun tahun ini. Tak lepas dari dampak pandemi covid-19 yang masih terjadi di negara-negara ekonomi dunia. Terbaru, seperti dilaporkan Xinhua pada Jumat, 30 Oktober 2020, West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember turun USD1,22 menjadi USD36,17 per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember turun USD1,47 menjadi USD37,65 per barel di London ICE Futures Exchange.
Batu bara dan minyak merupakan dua komponen penting dalam ekonomi Kaltim. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, industri pengilangan migas menjadi jenis industri yang paling berkontribusi dominan dalam industri pengolahan di Kaltim yaitu sebesar 64 persen pada 2019. Sedangkan pertambangan batu bara berkontribusi besar kepada produk domestik regional bruto (PDRB) Kaltim, berkisar 44-46 persen.
Keadaan tersebut membuat dana bagi hasil yang diterima Kaltim dengan pemerintah pusat harus banyak berkurang . APBD tahun depan terpaksa merosot, dan memberi dampak terhadap berbagai kegiatan. “Saat ini lagi dibicarakan mana saja prioritas, yang tidak kita drop. Mudah-mudahan minggu depan sudah ada hasil,” lanjut Seno Aji.
Terpangkasnya hampir Rp1 triliun, membuat DPRD Kaltim sepakat agar semua proyek prestisius seperti kegiatan kontrak tahun jamak untuk dibatalkan. Yakni jalan layang di Rapak, Balikpapan, serta pembangunan RSUD Abdul Wahab Sjahranie. “Di DPRD sepakat itu dan semoga eksekutif juga demikian,” tambahnya.
Dengan keterbatasan anggaran, Komisi III DPRD Kaltim mendorong Pemprov lebih mengutamakan pembangunan yang krusial. Seperti sejumlah jalan poros yang mendesak diperbaiki. Seperti akses Samarinda-Muara Kaman, Kukar; serta Samoja, Kukar-Petung, Penajam Paser Utara, untuk akses ke rencana Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia yang baru di Kaltim. (*)