Keluh Kesah Isran Noor: Kerja dari Rumah, Sekali Buka Laptop, Tiga Kali Buka Baju
Pemkot Balikpapan mengusulkan PSBB di wilayahnya. Isran Noor pun menyebut PSBB tak ada beda dengan local lockdown yang dulu dikemukakannya.
Samarinda, intuisi.co – Mewabahnya covid-19 di Kaltim, ditandai kasus-kasus positif Balikpapan sebagai yang tertinggi di provinsi ini. Bahkan telah dikategorikan daerah transmisi lokal. Wacana PSBB mengemuka. Gubernur Isran Noor pun bersuara.
Menurut Isran Noor, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) merupakan strategi yang sempat dikemukakannya dulu. Tepatnya pada 16 Maret 2020 dalam rapat terbatas tindakan antisipasi Covid-19 di Provinsi Kaltim, di Ruang Malinau Hotel Gran Senyiur Balikpapan. Saat itu, Isran menamai kebijakannya sebagai local lockdown.
“Hitungan itu memang sudah memang tidak salah. Namun local lockdown, atau sama dengan PSBB, tidak boleh dilaksanakan karena harus sesuai aturan kebijakan pemerintah pusat. Kita ikuti saja,” sebut Isran Noor sebelum menutup Musrenbang Kaltim 2020 via meeting room virtual, Selasa, 28 April 2020.
“Kalau pada 17 Maret 2020 itu kita lakukan local lockdown, no out no in, mungkin kita tidak begini banyak,” lanjutnya. Perkataan Isran tersebut berkaca jumlah kasus covid-19 di Kaltim yang didominasi kasus impor. Dari cluster Bogor hingga cluster Gowa. Merambat sampai Kutai Barat. Bahkan meningkat jumlahnya di Penajam Paser Utara.
Gara-Gara Work from Home
“Ini sekarang tambah lagi yang positif pasti. Gara-gara work from home, banyak yang positif. Dan biayanya boros. Karena kerja di rumah, sekali buka laptop, tiga kali buka baju. Tiga kali mandi, tiga kali besabun, tiga kali besampo,” celoteh Isran disambut tawa peserta Musrenbang.
“Jadi hati-hati kepada bupati, wali kota. Tetap jaga jarak juga di rumah supaya tidak positif. Ini adalah hasil penelitian badan kependudukan yang tidak dirilis. Bahwa kasus positif semakin banyak karena orang kerja di rumah,” canda Gubernur. (*)