Literasi sebagai Fondasi Keilmuan di Penajam Paser Utara: Komitmen Syahrudin M Noor
Anggota DPRD PPU, Syahrudin M Noor, dorong literasi sebagai fondasi keilmuan dan rencanakan pojok baca di setiap desa.
Penajam, intuisi.co – Di tengah arus perubahan yang semakin cepat, anggota DPRD Penajam Paser Utara (PPU), Syahrudin M Noor, menegaskan pentingnya literasi sebagai fondasi keilmuan yang kokoh. Dalam pandangannya, literasi bukan hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga sebagai alat untuk membangun pemahaman yang lebih dalam tentang dunia yang terus berubah.
“Di PPU, literasi harus tumbuh dan berkembang,” ujarnya penuh semangat. Sebagai Ketua Gerakan Membaca PPU, Syahrudin mengungkapkan komitmennya untuk mendirikan pojok literasi di setiap desa. Ia percaya bahwa dengan cara ini, anak-anak akan memiliki kesempatan untuk memperluas wawasan mereka, sehingga pengetahuan yang dimiliki menjadi lebih mumpuni. “Anak-anak kita harus mampu membuka cakrawala pemahaman mereka,” lanjutnya.
Syahrudin melihat literasi sebagai kunci untuk meningkatkan kualitas individu. Ia ingin mengubah pola pikir masyarakat, terutama generasi muda, yang kini terperangkap dalam gempuran teknologi informasi. “Semakin banyak membaca, semakin banyak yang dipahami. Tentu saja, ini akan berpengaruh positif pada tingkat pemahaman mereka,” tegasnya.
Meski komunitas literasi di PPU masih dalam tahap awal, ia optimis akan adanya pertumbuhan yang signifikan di masa depan. Ia mengusulkan agar perpustakaan daerah aktif mengadakan berbagai kegiatan yang dapat membangkitkan minat baca, seperti diskusi buku, pameran, dan aktivitas literasi lainnya. “Kita berharap minat baca dimulai dari desa. Anak-anak harus terlibat, jangan hanya terpaku pada gadget. Mari kita ajak mereka untuk mencintai buku,” imbuhnya.
Syahrudin juga telah menyampaikan usulan kepada Pj Bupati PPU, Makmur Marbun, untuk merumuskan kebijakan yang mendukung pembentukan pojok bacaan di setiap kantor desa. “Mudah-mudahan, tahun depan kita sudah bisa melaksanakan kegiatan di sana. Itulah yang akan kita upayakan,” ucapnya, penuh harapan.
Lebih jauh, Syahrudin menekankan bahwa membangun minat baca bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat. Ia mengusulkan agar program literasi tidak hanya terfokus pada pojok bacaan di desa, tetapi juga diperluas ke sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan lainnya. “Survei menunjukkan penurunan minat membaca akibat pergeseran teknologi. Kita harus mendorong anak-anak untuk tidak hanya asyik dengan smartphone, tetapi juga mengisi pikiran mereka dengan membaca,” tandasnya dengan tegas.
Dengan langkah-langkah yang direncanakan ini, Syahrudin berharap literasi di Penajam Paser Utara tidak hanya sekadar slogan, tetapi menjadi gerakan nyata yang mampu mengubah cara pandang dan meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat. (adv)