HeadlinePemprov Kaltim

Mengapa Lulusan Universitas Sulit Dapat Kerja di Kaltim?

Lulusan universitas di Kaltim sulit dapat kerja. Banyak faktor yang mempengaruhi. Pemerintah pun bereaksi.

Samarinda, intuisi.co – Di tengah kondisi ekonomi yang belum pulih akibat pandemi Covid-19, banyak lulusan universitas yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari tamatan universitas mengalami peningkatan terbesar pada tahun ini, yakni 1,59 persen.

Pada Agustus 2021, TPT tamatan universitas berada di angka 5,86 persen. Kemudian sempat menurun pada Agustus 2022 menjadi 3,50 persen. Namun pada Agustus 2023, TPT tamatan universitas kembali meningkat menjadi 5,09 persen. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan TPT tamatan SMA/SMK yang hanya naik 0,01 persen, atau TPT tamatan SD/SMP yang turun 0,02 persen.

Apa yang menyebabkan lulusan universitas sulit mendapat pekerjaan di Kaltim? Apakah karena kurangnya kualifikasi, minat, atau kesempatan? Bagaimana upaya pemerintah dan perguruan tinggi untuk mengatasi masalah ini?

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltim, Rozani Erawadi mengatakan bahwa tidak ada satu penyebab pasti yang dapat menjelaskan fenomena ini. Menurutnya, ada banyak faktor yang mempengaruhi, baik dari sisi pencari kerja maupun pemberi kerja.

“Salah satu faktornya adalah posisi pekerjaan yang dibuka tidak cocok dengan latar belakang pendidikan pelamar. Misalnya, ada lowongan untuk bidang teknik, tapi yang melamar adalah lulusan ekonomi. Atau sebaliknya, ada lowongan untuk bidang akuntansi, tapi yang melamar adalah lulusan pertanian,” ujar Rozani.

Selain itu, ada juga faktor pribadi yang berperan. Rozani mencontohkan, ada beberapa posisi pekerjaan yang mengharuskan seseorang untuk bekerja di luar domisili. Namun, ada beberapa orang yang tidak bersedia jika harus bekerja di luar domisili. Akibatnya, mereka belum bisa mendapat pekerjaan.

“Jadi kan kalau pekerjaannya ada di tempat lain, kita harus rela untuk pergi ke tempat lain. Tapi ada yang tidak mau, karena alasan keluarga, lingkungan, atau lainnya. Hal-hal seperti ini yang turut menyumbang angka TPT di Kaltim,” tutur Rozani.

Rozani menambahkan, data TPT yang dikeluarkan oleh BPS juga tidak bisa dijadikan acuan mutlak. Sebab data tersebut hanya berdasarkan populasi atau sampel yang diambil dari beberapa kabupaten/kota. Oleh karena itu, data tersebut bisa berubah-ubah setiap tahunnya.

“Data BPS itu kan hanya sampel, bukan sensus. Jadi tidak bisa dijadikan patokan pasti. Mungkin tahun ini angkanya naik, tapi tahun depan bisa turun lagi. Itu tergantung dari dinamika pasar kerja yang ada di Kaltim,” jelas Rozani.

Upaya Pemerintah dan Perguruan Tinggi

Meski demikian, Rozani mengaku bahwa pihaknya terus berupaya untuk membantu para pencari kerja, khususnya lulusan universitas, untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi dan minat mereka. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan bursa kerja atau job fair secara rutin.

“Kami selalu mengadakan job fair setiap tahun, baik secara online maupun offline. Kami juga bekerja sama dengan berbagai perusahaan dan instansi untuk membuka lowongan kerja. Kami juga memberikan bimbingan karir dan pelatihan keterampilan bagi para pencari kerja,” papar Rozani.

Selain itu, Rozani juga mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi di Kaltim untuk membantu lulusannya mendapat pekerjaan. Menurutnya, ada beberapa universitas yang mengadakan job fair sendiri, atau bekerja sama dengan pihak ketiga untuk menyediakan informasi lowongan kerja.

“Ada beberapa universitas yang mengadakan job fair juga. Tapi itu kan kembali ke keinginan lulusan ingin bekerja yang seperti apa. Kami harapkan mereka bisa lebih fleksibel dan terbuka dengan peluang-peluang yang ada. Jangan sampai mereka menolak pekerjaan hanya karena gaji atau lokasi yang tidak sesuai dengan harapan mereka,” ucap Rozani.

Rozani berharap, dengan adanya upaya-upaya tersebut, angka TPT tamatan universitas di Kaltim bisa menurun di masa depan. Ia juga mengimbau agar para pencari kerja tidak mudah putus asa dan terus berusaha untuk meningkatkan kualitas diri mereka. (DisnakertransKaltim/Adv/Ina)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.