Mengejar Target Eliminasi AIDS, TBC, dan Malaria di Kutim
Dinkes Kutim meningkatkan jejaring dan layanan kesehatan dalam rangka mengejar target eliminasi AIDS, TBC, dan malaria pada 2026.
Sangatta, intuisi.co—Di Hotel Royal Victoria, Kutim, sejumlah peserta mengikuti workshop pengembangan jejaring layanan TBC dan sosialisasi SITB. Mereka berasal dari berbagai instansi kesehatan yang ada di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Workshop ini diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim sebagai upaya untuk memaksimalkan penanganan tiga penyakit kronis yang sampai sekarang belum teratasi, yakni AIDS, TBC, dan malaria. Ketiga penyakit ini disingkat sebagai ATM.
“ATM adalah penyakit yang sangat berbahaya dan menular. Jika tidak ditangani dengan baik, maka akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat dan pembangunan daerah,” kata Kepala Dinkes Kutim, dr Bahrani melalui Sub Koordinator Surveilans dan Imunisasi, Lely Pembriani.
Lely menjelaskan bahwa pemerintah pusat telah menetapkan target untuk mengeliminasi ATM di tahun 2030. Namun, untuk Kaltim, targetnya lebih cepat, yaitu di tahun 2026.
“Eliminasi bukan berarti tidak ada kasus sama sekali, tetapi minimal ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi di masing-masing program. Misalnya, untuk TBC, angka deteksi kasus harus mencapai 90 persen dan angka kesembuhan harus mencapai 95 persen,” ujarnya.
Untuk mencapai target tersebut, Lely mengatakan bahwa Dinkes Kutim tidak bisa bekerja sendiri. Ia mengatakan bahwa perlu adanya kerjasama dan koordinasi dengan semua fasilitas kesehatan (faskes) yang ada di Kutim, baik pemerintah maupun swasta.
“Makanya kita adakan workshop ini, karena kita sangat membutuhkan jejaring dan dukungan dari semua pihak. Masalah kesehatan bukan hanya tanggung jawab dinas kesehatan, tetapi juga semua stakeholder terkait,” katanya.
Lely berharap bahwa melalui workshop ini, para peserta dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam memberikan layanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat, khususnya dalam hal pencegahan dan pengobatan ATM.
“Kita usahakan semoga ke depan target yang ditentukan bisa kita selesaikan, untuk proses eliminasi program ATM ini,” pungkasnya. (adv)