Menggugah Kesadaran Kebangsaan: Membahas 4 Pilar Identitas Indonesia
Samarinda, Intuisi.co – Ananda Emira Moeis, anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur, tidak hanya berbicara kebijakan di ruang sidang, melainkan juga turun langsung ke masyarakat. Pada Senin (13/11/2023), ia menggelar sosialisasi Wawasan Kebangsaan (sosbang) di Jalan Pangeran Suryanata, Samarinda. Inisiatif ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam kepada masyarakat, terutama generasi muda, tentang empat pilar kebangsaan yang menjadi pondasi kuat bangsa Indonesia.
Dalam suasana yang penuh antusiasme di Gang 3aL RT 32, Kelurahan Air Putih, Kecamatan Samarinda Ulu, Ananda menyampaikan urgensi pemahaman terhadap empat konsensus kebangsaan. Melibatkan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), keempat pilar ini bukan sekadar bahan pelajaran, tetapi identitas yang harus diakui oleh setiap warga negara. Ananda menyoroti pentingnya pendidikan kebangsaan untuk menanamkan nilai-nilai cinta tanah air dan negara Republik Indonesia.
“Untuk memastikan nilai-nilai kebangsaan tetap terjaga dalam diri generasi muda, maka pemerintah berupaya untuk terus mengingatkan dan memperkuat nilai-nilai kebangsaan pada masyarakat Indonesia,”
Dalam penutupan acara, Ananda menyampaikan apresiasi tinggi kepada sekitar 100 orang warga yang hadir. “Saya mengapresiasi warga yang peduli akan nilai-nilai Pancasila,” ungkapnya. Apresiasi ini mencerminkan kegembiraan Ananda melihat partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan Sosialisasi Kebangsaan.
Sebagai Sekretaris DPD PDI Perjuangan Kaltim, Ananda Emira Moeis, menjelaskan secara rinci mengenai empat konsensus kebangsaan yang menjadi landasan utama keberagaman dan persatuan Indonesia. Pancasila, sebagai dasar negara, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI, semuanya memiliki peran penting dalam membangun identitas bangsa. “Hal ini lah, yang kita sebagai rakyat Indonesia harus ditanamkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat,” tegas Ananda.
Menurutnya, pemahaman mendalam terhadap keempat konsensus tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga setiap individu sebagai bagian dari masyarakat. Iswandi, Wakabid Ideologi dan Kaderisasi DPD PDI Perjuangan Kaltim, ikut berbicara sebagai narasumber.
Dalam penyampaiannya, Iswandi mengangkat isu tentang nilai-nilai Pancasila yang dinilainya mulai terkikis dalam kehidupan masyarakat. “Ini tentang 4 pilar kebangsaan kita kan. Kalau kita bicara tentang Pelajaran Pancasila dari kecil kita sudah belajar, tapi sekarang kan nilai-nilai Pancasila mulai berkurang dalam kehidupan bermasyarakat,” katanya. Iswandi mengingatkan bahwa keberlanjutan bangsa Indonesia tidak boleh diabaikan, dan nilai-nilai Pancasila harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. “Makanya jangan sampai bangsa ini hancur seperti bangsa-bangsa yang ada di Arab sana, karena mereka tidak punya Pancasila,” tambahnya.
Pendalaman wawasan kebangsaan, menurut Iswandi, bukan sekadar upaya seremonial, melainkan suatu keharusan untuk menjaga persatuan di NKRI.
“Kalau kita jalankan, kita amalkan, insyaallah negara ini tetap berdiri, tapi itu tetap harus disampaikan terus-menerus,”
Dengan lugas, Iswandi berharap generasi muda Indonesia dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila agar budaya gotong-royong tetap terjaga. “Kita harus terus mengamalkan Pancasila, inti Pancasila itu sebenarnya satu, yaitu gotong-royong. Kalau di negara, bahkan di suatu wilayah ini tidak ada lagi kegiatan gotong-royong itu bahaya. Karena dari jaman nenek moyang kita Indonesia ini gotong-royong,” tandasnya. Dalam kesimpulannya, Sosialisasi Wawasan Kebangsaan bukanlah sekadar agenda formal. Ini adalah langkah nyata menuju kesadaran kebangsaan yang lebih dalam. Melalui pemahaman mendalam terhadap empat pilar kebangsaan, diharapkan generasi muda dapat memainkan peran aktif dalam membentuk identitas bangsa yang kuat dan bersatu.(DPRDKALTIM/ADV/CRI).