Menghindari Stroke di Tengah Rutinitas Kerja
Stroke juga mengintai ASN di Kaltim. Diskes dan Perdosni edukasi pencegahan stroke di Hari Stroke Sedunia 2023.
Samarinda, intuisi.co – Hari Stroke Sedunia 2023 menjadi momentum bagi Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim untuk mengajak Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim untuk lebih peduli dengan kesehatannya. Pasalnya, hasil survei yang dilakukan oleh Diskes Kaltim menunjukkan bahwa 92 persen dari 100 ASN memiliki kondisi fisik yang tidak bugar.
“Rapat-rapat acara bisa sampai 4-5 kali, banyak makan snack, sehingga karbohidrat tidak seimbang. Ini menyebabkan indikator penyakitnya tinggi. Seperti hipertensi, kencing manis, kolesterol dan asam urat,” ungkap Kepala Diskes Kaltim, Jaya Mualimin, saat menggelar diskusi bertemakan “Seputar Stroke dan Pencegahannya” di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim pada Rabu, (25/10/2023).
Diskusi ini diikuti oleh ASN Eselon II, III dan IV yang memang rutinitas pekerjaannya rentan terserang stroke. Jaya mengatakan bahwa banyak ASN yang usianya 40 tahun ke atas dan rentan terkena stroke. “Makanya kita pilih sasaran kegiatan ini untuk pejabat eselon II, III dan IV. Alhamdulillah antusiasme pada acara ini cukup tinggi,” jelasnya.
Jaya menekankan bahwa ASN perlu kesadaran dan komitmen untuk menjaga kebugaran dengan cara pola hidup yang sehat. Makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, olahraga yang rajin, serta tidak stres pikiran. “Stroke itu bisa dicegah dengan pola hidup sehat. Jangan sampai kita sudah terlambat baru menyesal,” pesannya.
Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kaltim, Sri Wahyuni. Ia menyatakan bahwa penyakit stroke tidak mengenal usia dan jabatan. Sehingga diperlukannya pencegahan stroke. “Para pekerja yang biasa banyak duduk di perkantoran, cenderung seakan-akan tidak bisa bergerak. Untuk itu, harus mampu mengatur waktu agar pola hidup sehat itu bisa diatur dengan baik. Misalnya, tubuh selalu bergerak dengan olahraga ringan setiap harinya,” tegasnya.
Sri juga meminta agar kesehatan dimasukkan dalam kurikulum pembelajaran di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kaltim. “Kesehatan itu penting untuk meningkatkan kinerja ASN. Jika ASN sehat, maka pelayanan kepada masyarakat juga akan lebih baik,” ujarnya.
Dengan adanya diskusi ini, diharapkan ASN di lingkungan Pemprov Kaltim bisa lebih sadar akan pentingnya mencegah stroke dan menjaga kesehatan tubuhnya. Sebab, stroke bukan hanya menyerang fisik, tetapi juga mental dan sosial seseorang. (DiskesKaltim/Adv/Tya)