HeadlineSorotan

Momen Bersejarah Ketika Samarinda Bersolek sebagai Tuan Rumah MTQ Nasional IX 1976

Sebelum MTQ Nasional IX 1976, tak ada yang tahu kapan jalan poros Tenggarong-Samarinda bisa dilalui. Demikian juga jalan yang menghubungkan Samarinda-Balikpapan.

Samarinda, intuisi.co – MTQ IX bisa dibilang salah satu sejarah penting Samarinda. Sebagai tuan rumah, Kota Tepian bukan hanya kedatangan para peserta lomba seni baca Alquran terbaik nasional. Tapi juga ratusan tamu penting negara. Presiden Soeharto yang saat itu menjabat juga ikut datang.

Samarinda pun bersolek. Bangunan-bangunan kumuh dan lapak kaki lima di bibir jalan ditertibkan. Yang ngotot berdiri, dibongkar paksa satuan polisi pamong praja, saat itu bernama OK-3. Pasar Pagi yang pengap dan jorok tak ketinggalan dibongkar. Demi memastikan para tamu bisa menikmati Sungai Mahakam tanpa halangan.

Di Sungai Mahakam, semula sempat direncanakan dimasuki kapal-kapal haji untuk jadi tempat menginap tamu penting. Termasuk para dewan hakim MTQ. Belakangan, Masroen Rusli yang merupakan ketua Kadin Kaltim saat itu, menginisiasi agar para tamu bisa menempati hotel-hotel di Samarinda. Gagasan itu menjadi dari berdirinya Hotel Mesra di Jalan Pahlawan Nomor 1, Samarinda.

Jalan demi jalan yang dulunya penuh lubang, ikut jadi perhatian. Digelontorkan Rp300 juta dari APBD Kaltim 1976/77 untuk pengaspalan di berbagai titik. Total panjang 40 kilometer, dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum Kaltim. Proyek ditenggat beres hanya dalam tiga bulan.

“Perbaikan yang dilakukan sekarang ini hanya tahan sampai Pemilu,” tutur Priatman Padmadiredja, kepala DPU Kaltim saat itu, dilansir dari Majalah Tempo.

Kehadiran MTQ ke Samarinda, menjadi berkah bagi banyak orang. Multiplier effect-nya dengan cepat terasa. Jalan poros Samarinda-Tenggarong, Kutai Kartanegara, bahkan rampung seketika. Jika bukan karena MTQ, entah kapan jalan sepanjang 50 kilometer itu bisa dilalui.

Karena MTQ pula jalan poros Samarinda-Balikpapan sepanjang 110 kilometer dilembur siang malam. Proyek tersebut telah melewati berbagai rangkaian pengerjaan sejak 1959. Sempat beberapa kali mandek. Transportasi Balikpapan-Samarinda pun hanya mengandalkan udara dan sungai. Hingga akhirnya baru bisa digunakan jelang MTQ, sebagai akses para kontingen memasuki Samarinda dari Balikpapan.

Dihadiri Soeharto

Presiden Soeharto juga salah satu di antara ratusan orang yang menjajal jalan tersebut untuk menghadiri MTQ. Para Rabu pagi, 28 Juli 1976, Soeharto beserta ibu negara Tien Soeharto, tiba di Balikpapan dan terus ke Samarinda.

Dalam kunjungan kerja selama dua hari di Kaltim tersebut, Soeharto meresmikan digelarnya MTQ Nasional IX di Stadion Segiri, Samarinda. Sebelumnya pada sore hari, Soeharto terlebih dulu meninjau kompleks pabrik Inhutani di daerah Karang Asam. MTQ Nasional IX dihadiri pula sejumlah menteri Kabinet Pembangunan. Juga para gubernur, duta besar berbagai negara Islam, serta pejabat-pejabat tinggi militer maupun sipil Rl.

MTQ Nasional IX diikuti 189 qari dan qariah dari 26 provinsi. Dinilai oleh tim dewan hakim berisikan 21 anggota. Peserta dari Samarinda pun keluar sebagai qori terbaik dalam ajang tersebut. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.