Muhammad Samsun Minta Perhatian kepada Petani Tak Sekadar Retorika
Tak ada sepiring nasi di meja jika petani tak banting tulang di sawah. Itu mengapa Muhammad Samsun memberi perhatian serius kepada petani.
Samarinda, intuisi.co – Petuah tersebut setidaknya menjadi pecut bagi Muhammad Samsun yang berasal dari keluarga petani di Samboja, Kutai Kartanegara. Kini dia duduk sebagai wakil ketua DPRD Kaltim. Itu sebab dirinya berusaha agar menjadi penyambung aspirasi para petani dengan pemerintah. Jangan sampai kepedulian kepada masyarakat khususnya petani yang selama ini digaungkan hanya sebatas isapan jempol semata.
“Jadi jangan sebatas retorika saja. Apalagi, tingkat produktivitas hasil pertanian sekarang ini terkendala,” ujar Samsun saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Selasa sore, 29 Desember 2020.
Samsun ingat benar, menjadi petani itu tak mudah. Itu sebab dirinya paham benar dengan keluh kesah para petani ini. Lebih-lebih saat pandemi virus corona melanda. Mau tak mau Benua Etam harus impor pasokan pangan tambahan dari luar daerah. Fakta tersebut juga sesuai dengan produksi padi Kaltim berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim. Pada 2019 hanya mencapai 253.820 ton Gabah Kering Giling (GKG). Jumlah itu alami penurunan sebesar 8.960 ton atau 3,41 persen jika dibandingkan produksi 2018 lalu.
“Beras saja kita datangkan dari luar daerah. Daging dan sayuran juga begitu. Oleh karena itu swasembada pangan harus digaungkan kembali. Kaltim ini punya potensi besar,” tegasnya.
Kendati demikian, kata Samsun, produksi padi pasti meningkat seiring kehadiran penduduk kawasan Ibu Kota Negara (IKN) baru di sebagian Kukar dan sebagian lagi Penajam Paser Utara (PPU). Wajar saja, jumlah warga yang eksodus itu tak sedikit. Diperkirakan mencapai satu juta jiwa. Dengan demikian permintaan terhadap pangan juga pasti akan bertambah lebih banyak seturut meningkatnya kebutuhan dasar.
“Perut ini harus diisi. Dari mana lagi sumbernya kalau bukan petani. Ini peluang untuk kita bersama,” pungkasnya. (*)