Pasien Positif Virus Corona Kukar Jalani Perawatan Isolasi di Wisma Atlet
Dinas Kesehatan Kukar tak akan merujuk pasien baru covid-19 ke RSUD AM Parikesit. Setelah dinyatakan positif, isolasi tetap dilakukan di wisma atlet.
Tenggarong, intuisi.co – Terdapat tiga pasien covid-19 dalam perawatan di Kukar saat ini. Satu yang terbaru dipastikan positif virus corona pada 1 April 2020. Kondisinya saat ini membaik dan diisolasi di Wisma Atlet Kukar di Desa Perjiwa, Tenggarong Seberang.
Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah mengumumkan bahwa pada 1 April 2020, kembali terdapat tambahan satu kasus positif covid-19 di Kukar. Yakni seorang perempuan. Usia 37 tahun. “Pasien cukup koperatif. Mengisolasi diri sejak merasakan keluhan batuk dan sesak napas,” sebut Edi Damansyah dalam konferensi pers di Media Center Dinas Kesehatan Kukar.
Edi memastikan pasien positif tersebut memiliki riwayat bepergian ke Bogor, Jawa Barat. Memiliki kontak langsung dengan pasien covid-19 pertama yang dirawat di Kukar. “Hingga hari ini, sudah ada tiga kasus positif Covid-19 di Kukar. Meski ada tiga, kasus positif pertama merupakan warga Kutai Timur,” terangnya.
Pasien pertama hingga pasien ketiga, saat ini menjalani perawatan isolasi di Wisma Atlet Kukar, Desa Perjiwa, Tenggarong Seberang. Kondisi pasien pertama berangsur membaik. Saat ini masih menunggu hasil lab yang ketiga
Adapun pasien ketiga, juga diisolasi di Wisma Atlet Tenggarong Seberang. Dengan pengawasan Rumah Sakit Umum Daerah Aji Muhammad Parikesit (RSUD AMP). Ia dirujuk sejak 25 Maret 2020. “Dan kondisi pasien dalam keadaan baik dan stabil.”
“Kembali saya imbau seluruh masyarakat Kukar untuk tetap melakukan jaga jarak. Physical distancing, patuhi prosedur isolasi di rumah,” lanjut Bupati.
Ditambahkan Kepala Dinas Kesehatan Kukar, Martina Yulianti, pasien ketiga bakal tetap dirawat di Wisma Atlet meski statusnya telah positif. Langkah ini diambil mengingat kondisinya yang relatif baik sejak beberapa hari lalu. “Pasien ini memiliki kontak erat dengan pasien pertama. Jadi berasal sama-sama dari cluster Bogor, bukan akibat transmisi lokal,” tutup Martina. (*)