Samarinda, intuisi.co – Kasus covid-19 yang sempat naik di Kaltim, membuat pemerintah mempertimbangkan kembali memberlakukan pembatasan ketat. Masyarakat diingatkan memperkuat protokol kesehatan sehingga opsi tersebut tak perlu diambil.
Jumat, 26 Maret 2021, Satgas Penanganan Covid-19 Kaltim mengumumkan tambahan 252 kasus terkonfirmasi positif virus corona di provinsi ini. Dengan perincian Berau 9 kasus, Kutai Barat 14 kasus, Kutai Kartanegara 45 kasus, dan Kutai Timur 22 kasus. Selain itu Paser 26 kasus, Penajam Paser Utara 10 kasus, Balikpapan 29 kasus, Bontang 30 kasus, dan Samarinda 67 kasus.
Sementara penambahan pasien sembuh mencapai 632 kasus. Meliputi Berau 19 kasus, Kutai Barat 114 kasus, Kutai Kartanegara 266 kasus, dan Kutai Timur 10 kasus. Diikuti Paser 4 kasus, Penajam Paser Utara 1 kasus, Balikpapan 81 kasus, Bontang 55 kasus, dan Samarinda 62 kasus.
Adapun penambahan pasien meninggal dunia dilaporkan sebanyak 6 kasus. Berasal dari Kutai Barat 1 kasus, Kutai Kartanegara 1 kasus, Paser 1 kasus, Penajam Paser Utara 1 kasus, Balikpapan 1 kasus, dan Samarinda 1 kasus.
Hingga pukul 15.00 Wita tadi, akumulasi kasus covid-19 di Kaltim telah mencapai 62.730 atau 1685,7 kasus per 100 ribu penduduk. Dengan positif rate 25,3 persen dari kasus diperiksa. Total pasien sembuh sebanyak 57.867 atau 92,2 persen dari akumulasi kasus positif dan kematian 1485 orang atau 2,4 persen. Menyisakan 3378 kasus aktif atau masih menjalani perawatan maupun isolasi mandiri.
Pesan Satgas Penanganan Covid-19 Kaltim
Dengan kasus positif yang masih naik-turun, publik Kaltim diingatkan untuk tidak lengah dan mengabaikan protokol kesehatan. Apalagi pada Kamis, 25 Maret 2021, kasus positif kembali meninggi yaitu 320 kasus.
“Kamis kemarin kasus positif kembali naik. Kami perlu mengingatkan masyarakat agar tetap patuhi protokol kesehatan,” sebut Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kaltim Yudha Pranoto, Jumat, 26 Maret 2021, dilansir dari rilis resmi Pemprov Kaltim.
Menurut Yudha, jika terjadi lonjakan sangat tinggi dalam beberapa waktu, bukan tidak mungkin pemerintah kembali membuat kebijakan yang membatasi aktivitas masyarakat. Jika sampai demikian, aktivitas ekonomi akan kembali bergerak lambat, stagnan, dan terus menurun. Pada akhirnya, masyarakat juga yang rugi.
“Jangan sampai itu terjadi. Kelonggaran yang sudah diberikan harus kita jaga dengan penerapan protokol kesehatan. Agar kita semua terlindungi dan kegiatan usaha tetap berjalan normal,” jelas Yudha.
Pemerintah juga ditegaskan sangat mengapresiasi kerja-kerja tenaga kesehatan membantu kesembuhan pasien Covid-19. Hingga kini, pasien sembuh harian terus konsisten melebihi kasus terkonfirmasi positif setiap harinya.
“Tentu ini juga karena peran besar para tenaga kesehatan. Kami sangat mengapresiasi,” pungkasnya. (*)
View this post on Instagram