Sorotan

Penertiban Bantaran SKM Dilanjutkan Senin, Warga Ngotot Minta Relokasi

Pemkot Samarinda memberi waktu hingga Senin, 13 Juli 2020, untuk warga membongkar sendiri rumahnya sebelum kembali dieksekusi.

Samarinda, intuisi.co – Lingkungan RT 26, 27, dan 28 Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu, yang berdiri di bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) segmen Pasar Segiri, tampak tenang. Seiring dengan aktivitas pembongkaran yang berhenti sementara.

Dari penelusuran intuisi.co, aktivitas penertiban rupanya tak dilanjutkan sejak Jumat, 10 Juli 2020. Warga pun beraktivitas seperti biasa. “Ini stop dulu. Senin (pekan depan) lanjut lagi,” ujar Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda, Sugeng Chairuddin, Sabtu sore, 11 Juli 2020.

Hingga akhir pekan ini, jumlah warga penerima dana santunan dan sepakat rumahnya dibongkar sudah mencapai 77 orang. Sugeng pun berharap dalam waktu tiga hari ini bisa digunakan warga yang telah menerima dana kerohiman untuk menertibkan rumahnya sendiri.

Sebelumnya, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Samarinda bertugas menertibkan sejumlah bangunan di sempadan anak Sungai Mahakam tersebut. Terhitung sejak Selasa, 7 Juli 2020. “Hari ini ada tambahan 7 bangunan. Kita harap makin banyak yang ikhlas bangunannya dibongkar,” sebutnya.

Berharap Relokasi

Dari tiga RT di segmen Pasar Segiri ini, RT 28 dapat giliran pertama untuk penertiban. Sementara RT 26 dan 27 menanti giliran. Rencana pembongkaran berlanjut sebulan ke depan. Dieksekusi bertahap.

Begitu semua sudah menerima dana santunan, pembongkaran dilanjutkan. Dana santunan pun bervariasi bergantung dengan luas bangunan. Disalurkan mencakup ongkos pembersihan, mobilisasi, sewa rumah dan tunjangan kehilangan usaha.

“Tapi kami tetap berharap agar pemerintah sepakat dengan program relokasi,” ujar Kuasa Hukum Forum Komunikasi Warga Pasar Segiri (FKWPS), Suryo Hilal.

Pembersihan kawasan sempadan anak Sungai Mahakam ini memang mendesak lantaran menjadi satu dari sekian biang banjir di Samarinda. Penyempitan dan sedimentasi yang tak tertolong jadi penyebabnya.

Idealnya lebar sungai itu mencapai 40 meter, tapi kondisi SKM saat ini hanya kisaran 25 meter saja. Sementara data sedimentasi tercatat hanya 175 meter kubik per detik, padahal sebelumnya bisa menampung 400 kubik.

“Kami tahu itu (SKM salah satu biang banjir) tapi harus persoalan ini bisa dibicarakan bersama termasuk relokasi,” tegasnya mengakhiri. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.