Perpindahan IKN di Kaltim: Tantangan dan Peluang bagi Pemuda
Samarinda, Intuisi.co – Akhmed Reza Fachlevi, Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, menyoroti peran krusial pemuda dalam menghadapi perubahan signifikan yang dihadapi Kaltim sebagai ibu kota negara. Reza menekankan bahwa kesiapan generasi muda untuk berkontribusi akan menjadi pilar utama dalam menghadapi pergeseran status ini.
“Dengan perubahan status sebagai ibu kota negara, Kaltim harus memastikan bahwa generasi muda bersiap untuk turut serta dalam pembangunan daerah ini,”
Menurut Reza, dalam menghadapi perubahan besar seperti Ibu Kota Nusantara (IKN), pemuda memiliki peran strategis dalam mewujudkan visi pembangunan yang lebih maju dan berkelanjutan. Dia meyakini bahwa kemajuan dan arah masa depan negara sangat ditentukan oleh generasi muda dan kemampuan mereka untuk mengimplementasikan perubahan positif. Sebagai anggota Fraksi Partai Gerindra, Reza menyoroti kunci sukses sebagai agen perubahan, yaitu keyakinan diri yang dimiliki oleh generasi muda. “Pemuda yang berkualitas harus memiliki keyakinan pada potensi mereka sendiri dan selalu berpikir positif untuk kemajuan daerahnya,” ungkapnya.
Reza menambahkan bahwa pemberdayaan pemuda dalam berbagai aspek pembangunan, termasuk pendidikan, ekonomi, budaya, dan inovasi, adalah langkah penting. “Memberikan ruang dan dukungan yang memadai kepada pemuda adalah krusial dalam mewujudkan visi pembangunan Kaltim,” tambahnya. (RAH) Mengasah Potensi Generasi Muda Dalam menghadapi perubahan sebagai ibu kota negara, Reza Fachlevi menyoroti perlunya mengasah potensi generasi muda.
Menurutnya, persiapan ini tidak hanya sebatas peningkatan keterampilan teknis, tetapi juga melibatkan pengembangan potensi kreatif dan kepemimpinan. “Dalam menghadapi perubahan ini, generasi muda perlu diberdayakan untuk mengeksplorasi potensi mereka secara maksimal. Ini bukan hanya soal bekal teknis, tetapi juga soal membentuk kreativitas, kepemimpinan, dan inovasi,” jelas Reza. Dia menekankan pentingnya memberikan generasi muda peluang untuk mengembangkan minat dan bakat mereka. “Pemuda harus didorong untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka sehingga dapat memberikan kontribusi yang unik dan bernilai bagi pembangunan daerah,” ungkapnya.
Kesiapan Dalam Menghadapi Tantangan Reza Fachlevi menyoroti perlunya kesiapan mental dan emosional dalam menghadapi tantangan yang mungkin muncul selama proses transformasi. Menurutnya, pemuda perlu dilatih untuk memiliki ketangguhan mental agar dapat mengatasi tekanan dan ketidakpastian yang mungkin timbul. “Proses transformasi seperti ini tidak selalu mulus. Oleh karena itu, generasi muda perlu dilatih untuk memiliki ketangguhan mental dan emosional agar dapat menghadapi tantangan dengan sikap positif dan produktif,” paparnya. Reza juga menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam mempersiapkan generasi muda. “Kesiapan bukan hanya sebatas aspek pendidikan formal, tetapi juga melibatkan pengembangan soft skills, seperti keterampilan interpersonal, kepemimpinan, dan kemampuan beradaptasi,” tambahnya.
Memberdayakan Pemuda untuk Pembangunan Berkelanjutan Dalam konteks pemberdayaan pemuda, Reza Fachlevi mengajak untuk memberikan dukungan yang memadai. Menurutnya, ini mencakup pemberian akses kepada pemuda dalam berbagai sektor pembangunan dan menciptakan lingkungan yang mendukung inisiatif mereka. “Pemuda bukan hanya sumber daya, tetapi juga motor penggerak pembangunan. Oleh karena itu, kita perlu memberikan dukungan yang cukup agar mereka dapat berkontribusi secara optimal,” tegas Reza.
Dia juga menyoroti pentingnya memahami kebutuhan dan aspirasi pemuda. “Partisipasi pemuda dalam pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan adalah kunci keberlanjutan. Kita harus mendengarkan mereka dan memberikan ruang untuk ide-ide inovatif mereka,” tambahnya. Reza mengajak untuk melibatkan pemuda dalam proses pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan masa depan daerah.
“Pemuda harus diberikan peran yang lebih aktif dalam mengambil keputusan yang akan membentuk arah pembangunan daerah ini,”
Membangun Kolaborasi Antar-Generasi Dalam penutup, Reza Fachlevi menyuarakan perlunya membangun kolaborasi yang erat antara generasi muda dan generasi yang lebih tua. “Kami perlu mendorong dialog dan kolaborasi yang positif antar-generasi. Pengalaman dan kebijaksanaan generasi yang lebih tua dapat menjadi panduan, sementara pemuda membawa energi dan gagasan segar,” pungkasnya. Reza menyatakan keyakinannya bahwa dengan membangun fondasi yang kuat bagi generasi muda, Kaltim dapat menghadapi perubahan statusnya sebagai ibu kota negara dengan optimisme. “Pemuda adalah investasi masa depan. Dengan memberikan perhatian dan dukungan yang memadai, kita dapat melihat Kaltim tumbuh sebagai daerah yang dinamis, inovatif, dan berkelanjutan,” tutupnya.(DPRDKALTIM/ADV/CRI).