Rapid Test Tiga PDP di Samarinda Reaktif Covid-19 Sekembali dari Balikpapan
Tiga orang di Samarinda mendapat hasil rapid test reaktif covid-19 dengan riwayat perjalanan dari Balikpapan yang berstatus kawasan transmisi lokal.
Samarinda, intuisi.co – Balikpapan merupakan kota dengan kasus covid-19 terbanyak di Kaltim. Termasuk daerah dengan status transmisi lokal di Indonesia. Kini muncul lagi tiga kasus warga Samarinda. Ditetapkan PDP begitu kembali dari Balikpapan.
Per 23 April 2020, total kasus covid-19 di Kaltim sudah 74. Balikpapan penyumbang kasus terbesar dengan jumlah akumulatif 24 pasien. Sudah beberapa kasus transmisi lokal terkonfirmasi di kota tersebut. Dan sebarannya kian menyulitkan dinas kesehatan melakukan pelacakan.
Label transmisi lokal, berarti siapapun bisa saja menularkan covid-19 kepada siapa saja di kota tersebut. Dan kini, ada tiga pria di Samarinda, mengalami gejala covid-19 sepulang dari Balikpapan. Dengan riwayat di daerah terjangkit sekaligus kawasan transmisi lokal, dengan segera ketiga lelaki tersebut mendapat status pasien dalam pengawasan.
Ketiganya pun masuk daftar 26 kasus baru PDP di Kaltim pada 23 April 2020 ini. Secara keseluruhan, terdapat 427 kasus PDP di provinsi ini. “PDP hingga hari ini, 23 April 2020, ada penambahan 26 kasus. Sehingga total PDP ada 427,” sebut Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltim, Andi Muhammad Ishak dalam rilis resminya pada Kamis sore.
Ketiga laki-laki di Samarinda yang berstatus PDP dengan riwayat perjalanan Balikpapan, berusia 25, 42, dan 36 tahun. Dari pemeriksaan rapid test, ketiganya reaktif covid-19. “Kasus ini sekarang menjalani isolasi mandiri dengan pengawasan dari tenaga medis,” terang Andi.
Borongan PDP Baru Cluster Gowa
Kasus PDP lainnya di Samarinda ada 15 orang. Berusia 20 hingga 60 tahun. Seluruhnya dari cluster Gowa. Mendapat hasil rapid test reaktif covid-19. Kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Karantina Covid-19 Bapelkes Kaltim.
Selain 18 kasus baru di Samarinda, penambahan PDP lainnya terdiri dari tiga di Kutai Kartanegara, dua kasus di Kutai Timur, dan tiga kasus di Bontang. (*)