HeadlinePemkab Kukar

Setahun Lebih Pasca Pandemik, Pariwisata Kukar Kembali Menggeliat

Sektor pariwisata di Kukar sempat terseok-seok karena pandemik. Syukukunya, perlahan-lahan mulai bangkit seiring bekurangnya penyebaran Covid-19.

Tenggarong, intuisi.co-Lantaran punya wilauah luas, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menyimpan segudang potensi di berbagai sektor, termasuk urusan pariwisata. Mulai dari danau, pegunungan, air tejun hingga pantai tersedia di Kota Raja. Warga yang ingin plesiran pun tinggal memilih. Terlebih saat ini virus corona perlahan-lahan sudah melandai.

Nah, dari sekian wisata, paling ramai dikunjungi warga adalah pantai. Dan salah satu objek yang laris ialah Pantai Panrita Lopi. Lokasinya berada di Pulau Pangempang, Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak, Kukar. Dari Samarinda, jika tak macet, bisa ditempuh dengan waktu 1 jam 50 menit.

“Itu hanya sampai di Muara Badak saja, selanjutnya menyebarang dengan kapal yang sudah kami sediakan. Gak lama, hanya beberapa menit sudah sampai,” ujar Daeng Lompo, Pengelola Pantai Panrita Lopi kepada intuisi.co pada Selasa pekan lalu, 2 November 2021.

Pariwisata Kukar Perlahan Bangkit

Kepada media ini, Daeng Lompo mengaku jika sektor pariwisata di Kukar perlahan-lahan mulai bangkit. Sebelumnya hanya ratusan pengunjung yang datang jelang akhir pekan. Kini perlahan-lahan naik menjadi ribuan kunjungan. Wajar demikian, Pantai Panrito Lopi memberikan ragam fasilitas, meski tak mewah namun setidanknya bisa membuat agenda liburan atau silaturahmi menjadi berkesan. Mulai dari hammock, tenda dan tikar. Ada pula panggung untuk event, toliet, kafetaria hingga musala.

“Kalau tenda, hammock dan tikar itu sewa. Harganya bervariasi. Khusus tenda Rp100 ribu, sedangkan hammock dan tikar itu Rp20 ribu,” sebutnya.

Menurut Daeng Lompo, sebagian besar wisatawan datang saat akhir pekan. Dan spot tenda yang ramai biasanya dekat dengan bibir pantai. Alasannya sederhana, hendak melihat matahari terbit dan tenggelam. Fenomena itu memang tak ada duanya. Siapa pun pasti menyukai. Meski demikian, pihaknya tetap taat dengan protokol Covid-19 dengan menerapkan standar sesuai sertifikasi CHSE, yakni Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability. Komponen CHSE ini begitu penting dalam industri pariwisata ke depan.

“Penerapan prokes itu penting demi mengurangi penyebaran. Ya, kita sama-sama berdoa agar virus ini segera berakhir dan industri pariwisata kembali berjaya,” kata Daeng yang juga ketua Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Kukar tersebut.

Wisata Pantai Menjadi Primadona Turis

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar, Tauhid Aprilianur menerangkan jika CHSE ini menjadi syarat bagi pelaku industri wisata bila ingin dikunjungi turis atau wisatawan. Pasalnya, sertifikat itu menunjukkan destinasi terkait, layak atau tidak dikunjungi karena sudah memenuhi standar protokol Covid-19. Komponen CHSE ini begitu penting sebab dalam tatanannya menyematkan penerapan ketat prokes. Misalnya, pembersihan ruang dan barang publik dengan disinfektan, ketersediaan sarana mencuci tangan dengan sabun, dan tempat sampah bersih.

“Jadi semua lokasi wisata harus taat dengan prokes sesuai aturan CHSE,” tuturnya.

Lebih lanjut dia menuturkan, lantaran wabah mulai berkurang maka warga mulai mengunjungi lokasi wisata dan hotel. Khusus wisata pantai mengalami peningkatan 50 persen, di luar dari itu hanya 25 persen. kendati begitu, pertambahan persentase tersebut wajib disyukuri mengingat sebelumnya sektor ini sempat terseok-seok. Apalagi saat penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

“Makanya kami terus imbau agar pengelola bisa menerapkan prokes ketat, karena kalau sampai naiklagi, pemerintah bisa tutup kembali lokasi wisata,” tegasnya.

Dari sekian wisata pantai yang ada di Kukar, kata Tauhid paling favorit adalah Panrita Lopi di Muara Badak serta Pantai Ambalat di Samboja. Kedua destinasi ini kerap didatangi menjelang akhir pekan. Dengan meningkatnya kunjungan tentu berbanding lurus dengan pemasukan asli daerah (PAD). Namun sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan angka pasti.

“Kenaikan (PAD) dari sektor pariwisata pasti ada, tapi angkanya baru terlihat akhir tahun. Mudahan saja signifikan,” tuturnya.

Prokes Ketat Menjadi Syarat Utama

Terpisah, Ketua Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Kaltim, Dian Rosita pun sepakat dengan penerapan prokes ketat sesuai dengan aturan CHSE di lokasi wisata. Itu sebab, pihaknya tak pernah main-main dengan urusan protokol kesehatan. Tegas dengan aturan sudah jadi nomor satu. Tak ada alasan untuk tak patuh dengan beleid yang dikeluarkan pemerintah. Tak patuh siap-siap dapat ganjaran.

“Kami tak segan mengantar keluar para pengunjung yang bandel tak pakai masker,” tutur manajer Mahakam Lampion Garden (MLG) itu.

Menurut Dian, semua komponen yang terkandung dalam CHSE harus diterapkan di semua lokasi rekreasi dan wisata Kaltim. Dimulai dari pembersihan sarana rekreasi dengan disinfektan, menyediakan sarana cuci tangan dengan sabun, dan tempat sampah bersih. Tak hanya itu, sebelum pengunjung masuk wajib cek suhu tubuh dan pakai masker. Dirinya pun yakin jika disiplin dengan prokes ketat dilakukan maka tak akan sukar mendongkrak  kembali pariwisata, apalagi sekarang vaksinasi semakin lancar.

“Mari kita doakan agar situasi (wabah corona)  ini segera berakhir,” pungkasnya. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.