Sorotan

Tangani Covid-19, Tenaga Medis RSUD AWS Samarinda Perlu 1.350 APD dalam Sebulan

Begitu banyaknya APD yang diperlukan para tenaga medis dalam penanganan kasus covid-19. Namun masih berkutat dengan ketersediaan yang terbatas.

Samarinda, intuisi.co – Pandemi covid-19 yang tak kunjung reda, terus memicu gerakan sosial dari berbagai penjuru. Mulai lembaga hingga individu. Terdorong semangat yang diusung para tenaga medis sebagai garda terdepan menghadapi ancaman besar dari virus corona ini.

Tugas ini membuat tenaga medis di Indonesia menjadi kalangan paling rentan terhadap bahaya covid-19. Kondisi makin rumit karena tugas berat ini tak dilengkapi kapasitas alat pelindung diri (APD) memadai.

Untungnya gotong royong sebagai budaya bangsa, kembali menunjukkan magisnya. Banyak yang terdorong untuk berkontribusi. Terutama memberi dukungan lewat bantuan APD kepada para tenaga medis. Termasuk di Samarinda.

“Jadi, APD (pakaian hazmat, masker, dan sarung tangan) umumnya memang sekali pakai langsung buang,” ucap Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Samarinda, dr Andriansyah SpOG(K)Onk, spesialis kandungan khusus kanker, saat dikonfirmasi intuisi.co, Senin, 20 April 2020.

Lebih lanjut, dia menerangkan bahwa rumah sakit rujukan Covid-19 di Samarinda, RSUD Abdul Wahab Sjahrani (AWS), dalam sehari bisa menggunakan hingga 45 APD. Maka dalam seminggu, totalnya bisa 315 APD. Dan dalam sebulan mencapai 1.350. Itupun khusus hazmat. Belum dihitung masker, sarung tangan, kacamata, dan sepatu khusus. Maka APD memegang peranan yang begitu krusial.

“Dan APD lengkap ini kami prioritaskan ke rumah sakit rujukan penanganan covid-19 di Samarinda seperti RSUD AWS dan RSUD IA Moeis,” tuturnya.

 

View this post on Instagram

 

Tak kenal maka tak sayang. Maka biarkan perkenalan ini mendahului kisah kasih kami dan Anda untuk tahun-tahun yang akan datang. Intuisi adalah media dalam jaringan yang berdomisili di Samarinda, Kalimantan Timur. Menayangkan berita seputar Kaltim dan dunia sejak 3 Februari 2020. Menyuguhkan informasi yang dikemas secara mendalam, deskriptif, dan akurat. Diperkuat sumber daya manusia berkompeten dan pengalaman di bidangnya. Memastikan setiap produk diluncurkan memenuhi ketentuan sebagaimana nilai-nilai dalam kode etik jurnalistik. Kenali juga kami lebih dalam dengan mengikuti akun media sosial kami seperti @intuisimedia di Instagram, @intuisimedia di Twitter, serta intuisi.co di Facebook. #kaltim #kalimantantimur #intuisi #intuisimedia

A post shared by intuisi.co (@intuisimedia) on

Utamakan Rumah Sakit Rujukan

Sekretaris IDI Samarinda, dr Siska, menuturkan hal senada. APD memang sangat diperlukan. Bila ada sumbangan warga, maka segera disalurkan ke rumah sakit rujukan. Meskipun demikian, tenaga medis di rumah sakit lainnya juga tetap mendapatkan peluang distribusi. Seperti RS Dirgahayu yang kerap menerima orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).

“Setelah dari rumah sakit baru dilanjutkan ke puskesmas kemudian dokter praktik,” terangnya.

Salah satu yang sudah menyumbang beberapa waktu lalu ialah Brothers In Calamity (BIC). Komunitas ini memang biasa membantu saat bencana di Samarinda. Meskipun jumlahnya tak banyak, pakaian hazmat dan masker disumbangkan ini bisa dipakai lebih dari sekali. Mereknya Stritex. Dengan rincian 95 pakaian hazmat, 500 masker, 1.000 keping multivitamin, dan hand sanitizer empat galon.

“Kami ucapkan terima kasih siapapun yang membantu, sebab APD ini sangat penting bagi petugas medis yang langsung menangani pasien positif. Dari mereknya, APD bisa digunakan lebih dari sekali,” tutup dr. Agnes SpKK atau spesialis kulit dan kelamin, anggota IDI Samarinda. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.