Upaya Diskes Kaltim Cegah Stunting dan Penyakit Tidak Menular
Diskes Kaltim berupaya cegah stunting dan PTM melalui intervensi gizi spesifik dan sensitif, butuh dukungan berbagai pihak.
Samarinda, intuisi.co – Stunting, kondisi pertumbuhan anak yang terhambat akibat kurangnya asupan gizi, bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit tidak menular (PTM) di masa depan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim, Jaya Mualimin, dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lalu.
Menurut Jaya, PTM seperti kardiovaskuler, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan penyebab 60 persen kematian di Indonesia. Target pembangunan berkelanjutan (SDG’s) Tahun 2030 adalah menurunkan sepertiga kematian dini akibat PTM tersebut.
“Stunting dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan, serta berisiko terhadap penyakit tidak menular di kemudian hari,” ujar Jaya.
Untuk mencegah PTM, Jaya mengatakan bahwa perlu mengendalikan empat faktor risiko bersama yang dapat mencegah PTM sampai 80 persen. Yaitu diet tidak sehat, kurang aktivitas fisik, merokok, dan mengkonsumsi alkohol.
Selain itu, Diskes Kaltim juga terus berupaya untuk mencegah stunting melalui intervensi gizi spesifik dan sensitif. Intervensi gizi spesifik adalah kegiatan yang langsung berhubungan dengan asupan gizi, seperti pemberian makanan tambahan, suplementasi, dan konseling gizi. Sedangkan intervensi gizi sensitif adalah kegiatan yang tidak langsung berhubungan dengan asupan gizi, tetapi dapat mempengaruhi status gizi, seperti sanitasi, air bersih, pendidikan, dan pemberdayaan perempuan.
“Melalui intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif dengan berbagai program atau kegiatan yang dilakukan didalamnya dengan melibatkan berbagai kelompok sasaran bisa menjadi upaya percepatan dalam pencegahan kasus stunting di Indonesia,” tegas Jaya.
Oleh sebab itu, Diskes Kaltim pun juga memerlukan bantuan dari berbagai pihak guna mendukung berjalannya intervensi tersebut dalam menciptakan Indonesia bebas stunting. Seperti pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat. (DiskesKaltim/Adv/Tya)