Unjuk Rasa Diikuti Pelajar, Kepala Disdikbud Kaltim Minta Pengawasan Orangtua
Tak sedikit pelajar terlihat mengikuti unjuk rasa penolakan Undang-Undang Cipta Kerja di Samarinda. Sedangkan kegiatan belajar daring masih berlangsung.
Samarinda, intuisi.co – Gelombang unjuk rasa penolakan Undang-Undang Cipta Kerja Omnibus Law di Samarinda turut diikuti kalangan pelajar. Dari level SMA, SMK, hingga STM. Keadaan itu akhirnya mendapat reaksi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim.
Kepala Disdikbud Kaltim Anwar Sanusi telah meminta kepada guru dan orangtua mengawasi sehingga tak lagi ada pelajar turun demo. Dikhawatirkan terjadi hal-hal tak diinginkan ketika unjuk rasa berakhir ricuh. “Saya tak perkenanankan anak-anak SMA/SMK/STM ikut demo di DPRD atau kantor-kantor pemerintah,” sebut Anwar Sanusi kepada intuisi.co, Senin petang, 12 Oktober 2020.
Disebutkan Anwar, apabila ada pelajar berada di lokasi unjuk rasa, yang bersangkutan disarankan untuk pulang dan belajar. “Ini bukannya libur, tapi masih sekolah (belajar dari rumah),” tegasnya. “Hingga saat ini setiap sekolah masih menerapkan belajar dari rumah (BDM) atau daring/online.”
Hingga saat ini, kegiatan belajar-mengajar memang masih dilakukan secara daring. Mengingat sebaran virus corona masih belum terkendali. Meski demikian, pelajar diharap terus berada dalam pantauan. Selain terancam karena potensi ricuh, unjuk rasa yang diikuti para mahasiswa dan buruh, juga berpotensi menjadi media penyebaran virus corona akibat aktivitasnya yang berkerumun. Sulit ditemukan massa aksi benar-benar menerapkan protokol kesehatan. Terutama untuk urusan jaga jarak.
Anwar Sanusi pun meminta kepada guru dan komite sekolah agar memerhatikan kondisi saat ini. Belum ada libur, namun masih ada kegiatan belajar mengajar. “Kami juga harap dinas (pendidikan) cabang di berbagai daerah melakukan hal sama. Memantau anak-anak ketika saat belajar tak yang terprovokasi ikut demo,” pungkasnya. (*)