Hadapi Pandemi, Lebih 30 Hotel di Kaltim Kantongi Sertifikat CHSE
Sektor perhotelan di Kaltim kian siap beroperasi di tengah gempuran pandemi covid-19 seiring sertifikat CHSE yang telah dikantongi.
Samarinda, intuisi.co – Sektor perhotelan di Kaltim mulai bangkit setelah terseok-seok karena pandemi covid-19. Kebangkitan tersebut ditandai dengan sertifikat CHSE yang telah dikantongi puluhan hotel provinsi ini.
CHSE merupakan kependekan dari Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability (CHSE). Inisiatif dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Pertanda bagi suatu destinasi layak dikunjungi karena telah memenuhi syarat protokol kesehatan.
“Saat ini sekitar 30 hotel di Kaltim sudah bersertifikat CHSE,” sebut Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim, Sri Wahyuni, Rabu, 6 Januari 2021, dilansir dari rilis resmi Pemprov Kaltim.
Puluhan hotel itu tersebar di berbagai daerah di Kaltim. Dengan perincian Samarinda 17 hotel, Balikpapan 14 hotel, serta Sangatta, Kutai Timur; Tenggarong, Kutai Kartanegara; dan Penajam Paser Utara 3 hotel.
Pemberian sertifikat CHSE bagi pengelola hotel merupakan salah satu strategi menghadapi masa adaptasi kebiasaan baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. “Hotel-hotel bersertifikat CHSE ini direkomendasikan untuk kegiatan MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition) dengan protokol kesehatan,” jelasnya.
Pentingnya Sertifikat CHSE
Sementara itu, Kepala Bidang Destinasi Dispar Kaltim Achmad Herwansyah menambahkan bahwa CHSE membuat sektor pariwisata dan perhotelan bergairah lagi. Tak terkecuali di Kaltim. Program ini diyakini memicu kebangkitan pariwisata di daerah. Sektor yang selama pandemi covid-19 termasuk paling mendapat dampak tersebut. “Dampaknya memang sangat terasa, namun kita harus bangkit,” terangnya.
Ditambahkannya, sertifikasi CHSE saat ini menjadi syarat bagi pelaku industri wisata bila ingin dikunjungi turis. Sertifikat tersebut menunjukkan destinasi terkait layak dikunjungi lantaran sudah memenuhi standar protokol covid-19. Nantinya, berkerja sama dengan pihak ketiga sebagai penilai kelayakan menerima sertifikasi.
Komponen CHSE pun begitu penting dalam industri pariwisata ke depan. Tatanan ini menyematkan penerapan ketat protokol kesehatan. Dari pembersihan ruang dan barang publik dengan disinfektan, ketersediaan sarana mencuci tangan dengan sabun, serta tempat sampah bersih. Ada pula koordinasi antara pengelola destinasi wisata dengan Satgas Covid-19 daerah dan rumah sakit.
Upaya CHSE lainnya adalah pemeriksaan suhu tubuh, wajib memakai masker, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari berjabatan tangan. Pun demikian dengan penanganan terhadap pengunjung dengan gangguan kesehatan ketika beraktivitas di semua destinasi wisata. “Ini penting dilakukan untuk menjaga diri dan sesama serta lokasi wisata dari virus corona,” pungkasnya. (*)
View this post on Instagram