DPRD Kaltim

Ananda Emira Moeis Dukung Kelanjutan Pembangunan Turap SKM

Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis, mendukung kelanjutan pembangunan turap di bantaran SKM yang saat ini bergulir.

DPRD Kaltim

Samarinda, intuisi.co – Normalisasi Sungai Karang Mumus atau SKM, menjadi salah satu agenda penting di Samarinda saat ini. Seturut dengan itu, dilakukan pembangunan turap sebagai penunjang agar sungai kembali berfungsi dengan baik. Hal tersebut mendapat dukungan Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis.

“Pembangunan turap tersebut agar Sungai Karang Mumus benar-benar bisa berfungsi dengan baik,” ungkap Ananda Emira Moeis.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan tersebut begitu berharap kelanjutan pembangunan turap bisa tanpa kendala. Dengan demikian, pembangunannya tak terhambat dan makin cepat dirasakan masyarakat dampak kehadirannya. “Sehingga berfungsi dengan baik dan terjaga airnya,” sambung sekretaris DPD PDIP Kaltim itu.

Kendati begitu, kelangsungan kegiatan tersebut menjadi dilema karena rentan bertabrakan fasilitas umum. Dalam hal ini, adalah masjid yang beberapa berdiri di bantaran Sungai Karang Mumus.

Di satu sisi, kehadiran masjid sangatlah penting sebagai rumah ibadah masyarakat. Sehingga keberadaannya memang begitu ideal untuk mudah dijangkau dan dekat dengan warga. “Seharusnya memang jangan ada bangunan. Namun masjid adalah tempat ibadah dan banyak masyarakat yang beribadah di sana,” tutur Ananda Emira Moeis.

Solusi dari Ananda Emira Moeis

Di sisi lain, lokasinya yang berada di bantaran sungai, bisa memicu persoalan lingkungan. Sehingga otoritas terkait perlu menyikapi situasi tersebut dengan sangat bijak. “Coba diteliti lebih dalam oleh tim tahli dan tim pakar sebaiknya masjid ini bagaimana. Yang pasti jangan sampai mengganggu hak setiap masyarakat untuk melaksanakan ibadah,” ungkapnya.

Ananda Emira Moeis menyadari penanganan bantaran SKM memang tak sederhana. Seperti selama ini diketahui, kegiatannya kerap memiliki dampak sosial yang hebat. Tak sedikit keluarga tergusur dampak penertiban tepi anak Sungai Mahakam itu. Namun bagaimanapun, konflik antara pemerintah dan warga harus dapat ditekan.

Ananda melihat sendiri kebijakan selama ini selalu mengundang pro-kontra di masyarakat. Yang umumnya disebabkan perencanaan yang kurang matang. Dengan demikian, besar harapan untuk setiap kegiatan di SKM, didahului perencanaan dan sosialisasi yang matang kepada penduduk. (*)

 

View this post on Instagram

 

A post shared by intuisi.co (@intuisimedia)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.