HeadlineKutai Kartanegara

Dari TIFAF ke KFBN, Merayakan Kekayaan Budaya Nusantara di Tenggarong

Tenggarong International Folk Arts Festival (TIFAF) 2023 atau Kukar Festival Budaya Nusantara (KFBN) adalah ajang apresiasi dan promosi budaya lokal, nasional, serta internasional.

Tenggarong, intuisi.co – Suasana malam di Taman Kota Raja, Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, berubah menjadi pesta budaya yang meriah. Ribuan penonton memadati area pertunjukan untuk menyaksikan pembukaan Tenggarong International Folk Arts Festival (TIFAF) 2023, Minggu, 9 Juli 2023.

Acara yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Kukar ini dihadiri oleh Bupati Edi Damansyah, yang sekaligus meluncurkan Kukar Festival Budaya Nusantara (KFBN) sebagai re-branding dari TIFAF. KFBN merupakan ajang apresiasi dan promosi budaya lokal, nasional, dan internasional yang telah menjadi agenda tahunan sejak 2010.

Dalam sambutannya, Bupati Edi Damansyah mengatakan bahwa KFBN bertujuan untuk memperkenalkan budaya asli Kutai Kartanegara, yang merupakan warisan dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, salah satu kerajaan tertua di Indonesia.

“Kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Kutai Kartanegara memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, yang harus kita lestarikan dan kembangkan. Kami juga ingin menjalin kerjasama dan persahabatan dengan berbagai negara melalui seni dan budaya,” ujar Edi Damansyah.

Pembukaan KFBN ditandai dengan tabuhan rebana dan penyalaan lampu hias, serta kembang api yang menghiasi langit Tenggarong. Penonton pun bersorak-sorai menyambut acara yang dimeriahkan oleh mahasiswa dari delapan negara dan 56 delegasi negara Islam itu.

Salah satu penampilan yang menarik perhatian adalah tarian Kanjar Ganjur, yang merupakan tarian tradisional persembahan Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Tarian ini biasa ditampilkan oleh kerabat istana pada saat penyambutan tamu, pesta perkawinan, pengangkatan putera mahkota, pemberian gelar dan pada saat pesta upacara Erau.

Tari Kanjar Ganjur dibawakan oleh pria dan wanita dari kalangan dalam Keraton Kutai. Tari ini dicirikan dengan sejenis gada kayu berlapis kain yang disebut ganjur. Para penari menari dengan gerakan lincah dan anggun, sambil membawa ganjur di tangan mereka.

Penonton terpukau melihat keindahan dan keanggunan tarian ini. Salah satunya adalah Juliansyah, warga Loa Janan, yang rela jauh-jauh datang ke Tenggarong untuk menyaksikan KFBN.

“Sudah datang dari sore tadi ke Tenggarong, walaupun di sini ramai sekali tapi saya rela pergi untuk menyaksikan tarian-tarian ini. Saya suka sekali dengan tari Kanjar Ganjur, karena menampilkan budaya Kutai yang khas,” kata Juliansyah.

Selain tari Kanjar Ganjur, penonton juga disuguhi dengan tarian khas Kalimantan lainnya, seperti tari Dayak Benuaq dan Jepen Selamat Datang. Kedua tarian ini merupakan tarian sambutan yang biasa dilakukan untuk menghormati tamu yang datang ke Benua Etam.

Taria Dayak Benuaq merupakan tarian khas masyarakat dayak. Penarinya mengenakan pakaian adat dayak yang berwarna-warni, sambil membawa senjata tradisional seperti mandau dan tombak. Tarian ini menggambarkan semangat juang dan keberanian masyarakat dayak.

Sementara itu, Tari Jepen merupakan tarian rakyat Kutai. Tarian ini dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu dan Islam. Penarinya mengenakan baju kurung dan kain songket, sambil membawa sapu tangan atau selendang. Tarian ini menggambarkan kegembiraan dan keramahan masyarakat Kutai.

Tari Jepen diiringi oleh alat musik tingkilan yang terdiri dari gambus, ketipung, dan biola. Tarian ini juga diiringi nyanyian yang dibawakan oleh dua orang penyanyi yang saling bersahutan atau tarsul. Nyanyian tersebut merupakan syair berisikan petuah atau pesan moral.

KFBN 2023 akan berlangsung selama seminggu, dari tanggal 9 hingga 15 Juli 2023. Selama itu, penonton dapat menikmati berbagai macam pertunjukan seni dan budaya dari dalam dan luar negeri. Selain itu, juga ada pameran kerajinan, kuliner, dan produk unggulan daerah.

Bupati Edi Damansyah berharap bahwa KFBN dapat menjadi pintu masuk yang strategis untuk mengenal dan mempromosikan daya tarik wisata di Kutai Kartanegara. Ia juga berharap bahwa KFBN dapat menjadi ajang inspirasi dan motivasi bagi para seniman daerah untuk terus berkarya.

“Kami ingin KFBN menjadi festival budaya yang berkualitas dan berkelas dunia. Kami ingin KFBN menjadi festival budaya yang dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Kutai Kartanegara,” tutup Edi Damansyah. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.