Pemkab Kukar

Sesuaikan Konsep IKN, Destinasi Wisata Kukar Harus Berbasis Smart City

Destinasi wisata Kukar ke depan harus sinkron dengan keberadaan IKN yang turut meliputi Kecamatan Samboja, Loa Kulu, dan Loa Janan.

Samarinda, intuisi.co – Penetapan lokasi baru ibu kota negara (IKN) di Kaltim, jatuh di sebagian Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kartanegara (Kukar). Status baru sebagai IKN diyakini memberi multiplier effect. Tak terkecuali di bidang pariwisata. Destinasi wisata Kukar pun harus berbenah.

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kukar, Witontro, menyebut bahwa potensi pengembangan destinasi wisata sudah mulai dipetakan seiring rencana kepindahan IKN. Di Kukar, kawasan yang menjadi bagian dari zona IKN meliputi Kecamatan Samboja, Loa Kulu, dan Loa Janan.

Namun demikian, situasi saat ini disebut belum selaras terhadap Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (Ripparnas). Dalam perencanaan tersebut, Samboja masih ditetapkan sebagai kawasan pengembangan pariwisata nasional (KPPN). Padahal dengan keberadaannya yang masuk bagian IKN, Samboja dinilai tepat masuk daftar prioritas.

“Ke depan harus ada review Ripparnas. Kita juga ada review RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) dan ke depan juga Ripparkab (rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupaten). Ripparnas juga harus mengikuti pengembangan IKN,” ungkap Witontro ditemui di lantai 3 Hotel Mercure Samarinda, setelah Focus Group Discussion (FGD) Kajian Potensi Pengembangan Destinasi Pariwisata Kaltim, Selasa sore, 17 November 2020.

Potensi Wisata dari IKN

Menurut Witontro, pengembangan pariwisata ke depan, terutama di Kukar, memang mesti menyesuaikan keberadaan IKN. Dengan skenario kedatangan 2 juta penduduk dari pusat ke IKN yang baru, multiplier effect-nya diyakini bakal sangat besar. Terutama untuk sektor pariwisata.

“IKN dengan konsep kota cerdas dan berkelanjutan, Kukar dan SDM-nya harus bersiap. Sehingga tak hanya jadi penonton,” lanjutnya.

Konsep kota cerdas dan berkelanjutan yang diusung IKN, memang menjadi tantangan bagi industri pariwisata di Kukar. Destinasi wisata ke depan, mesti pula berbasis smart. Dikelola dengan pola yang cerdas pula. “Ke depan objek wisata harus direvitalisasi. Dilakukan sesuai dengan konsep kota pintar,” imbuhnya.

Sementara itu, staf Ahli Bupati Kukar Bidang Pembangunan dan Perekonomian, Wicaksono Soebagio, berharap kedatangan IKN menjadi peluang yang bisa ditangkap pelaku pariwisata di Kukar. Salah satu yang berpotensi adalah taman rekreasi. “Kaltim ditetapkan sebagai Ibu Kota Negara. Kukar harus siap. Apalagi di sektor wisata,” sebut Wicaksono Soebagio.

lambertus simamora/intuisi.co

Terdapat 18 kecamatan di Kukar. Wicaksono berharap para pengelola wisata yang tersebar di seluruh Kukar, bisa memaksimalkan potensi wisata dari kedatangan IKN. “Karena akan ada banyak orang yang datang dan membutuhkan tempat liburan,” lanjutnya.

Ketua DPC Perhimpunan Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Kukar, Daeng Lompo, sepakat dengan semangat menangkap peluang sektor pariwisata pada momentum IKN. Terlebih dengan kehadiran PUTRI Kukar yang membawahi 18 destinasi wisata di kabupaten tersebut. “Kukar punya segalanya. Mulai wisata hutan, sungai, dan pantai,” terang pria yang akrab disapa Ahmad itu.

Pengelola Pantai Panrita Lopi di Kecamatan Muara Badak tersebut merasa potensi wisata di Kukar belum sepenuhnya diketahui publik. Sehingga menjadi tugas bagi banyak pihak, untuk mengenalkannya lebih luas lagi. “Kami akan sampaikan kepada publik dan dunia, bahwa Kukar adalah surga wisata,” pungkasnya. (*)

 

View this post on Instagram

 

A post shared by intuisi.co (@intuisimedia)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.