Temui Komisi V DPR RI, Ely Hartati Jabarkan Masalah Infrastruktur di Kaltim
Wakil Ketua DPRD Kaltim Ely Hartati Rasyid memaparkan beragam persoalan infrastruktur di Kaltim kepada Komisi V DPR RI.
Samarinda, intuisi.co – Rabu, 2 Desember 2020, sejumlah anggota DPRD Kaltim bertandang ke DPR RI di Senayan, Jakarta. Melaporkan tentang infrastruktur di provinsi ini yang telah sangat mendesak perlu pembenahan. Ragam persoalan dikemukakan. Berharap perhatian serius dari pemerintah pusat.
Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ely Hartati Rasyid, termasuk wakil Kaltim yang hadir dalam peretemuan tersebut. Dijabarkannya sejumlah masalah serius terhadap infrastruktur di provinsi ini. Ely sangat berharap persoalan tersebut bisa mendapat perhatian serius. Bahkan bisa jadi prioritas. Mengingat di DPR RI, Kaltim telah memiliki perwakilan yang duduk di Komisi V. Yang mana baru pada periode ini hal tersebut terjadi.
“Saya dari dapil (daerah pemilihan) Kukar (Kutai Kartanegara) juga sudah melaporkan bahwa ada beberapa titik yang harus segera dibenahi,” sebut politikus PDI Perjuangan tersebut, Kamis, 3 Desember 2020.
Kondisi infrastruktur di Kukar merupakan hal yang cukup mendapat sorotan Ely. Pasalnya, sebagian besar masyarakat di kabupaten tersebut hidup di pinggir sungai. Namun hanya terdapat dua jembatan dari Tenggarong dan Kota Bangun. “Sudah mendesak untuk dibangun juga di Sebulu atau Muara Kaman yang juga akses menuju Kutim (Kutai Timur) lewat Rantau Pulung dengan Bongan,” lanjutnya.
Ely juga memaparkan kondisi Kukar yang beberapa desanya tak memiliki akses darat, serta isu mengenai revitalisasi danau. Hal ini juga perlu perhatian serius karena sedimentasi setelah mengendap dengan luar biasa. “Padahal ada 11 ribu nelayan di Kukar yang nasibnya bergantung danau dan sungai,” ungkap Ely.
Dari berbagai paparannya, perwakilan Komisi V DPR RI merespons mengenai persoalan di Kukar. Menjanjikan sesi khusus untuk membahas berbagai masalah infrastruktur di kabupaten tersebut. Realisasinya masih menunggu penjadwalan pertemuan.
“Jalan putus di Bakungan yang lama sekali tidak ditangani, mungkin sekitar lima tahun, kata beliau sudah akan dieksekusi, dibuatkan jembatan,” pungkasnya. (*)