Sorotan

Harapan Milenial Samarinda di Pilkada 2020, Lahirkan Pemimpin Bebas Banjir, Tambah Objek Wisata

Para milenial menyimpan harapan besar pada pilkada 2020 ini. Di Samarinda, keinginan lepas dari belenggu banjir tahunan sudah begitu besar.

Samarinda, intuisi.co – Samarinda termasuk daerah yang menghelat pilkada 2020 yang digela pada 9 Desember mendatang. Pada pesta demokrasi itulah Ibu Kota Kaltim bakal menyambut sang wali kota baru. Perubahan ini diharap menjadi momentum titik balik dalam pembenahan kota. Termasuk masalah banjir.

Dari sekian banyak persoalan di Samarinda, satu yang paling menuai sorotan adalah problematika banjir. Musibah ini sudah lama jadi persoalan menaun di Kota Tepian. “Sejak saya masih kecil sampai sekarang belum juga tuntas,” ujar Chrisye Melato, warga Samarinda saat dihubungi intuisi.co, Selasa siang, 24 November 2020.

Dengan persoalan banjir yang tak beres-beres, Chrisye menilai penanganan Samarinda mesti dilakukan pemimpin yang benar-benar tegas dan kebijakam yang berpihak kepada rakyat. Jangan sampai justru hanya menguntungkan kalangan tertentu. Pun demikian dengan infrastruktur yang tak kalah mendesak untuk dibenahi.

“Jika boleh tempat wisata juga ditambah. Samarinda memang enggak ada pantai tapi bukan berarti mati akal. Bangun sejumlah wahana, tak perlu besar yang penting menyenangkan warga. Biar tidak bosan saja,” sarannya.

Pendapat lain dikemukakan Denny Pangemanan. Ia menyadari selama lima tahun ini pembangunan memang terlihat di Samarinda, namun harusnya bisa lebih masif. Apalagi seiring rencana kepindahan ibu kota negara (IKN) ke Kaltim. Samarinda praktis menjadi salah satu kota penyangga. Maka penanganan banjir mesti bisa dilakukan maksimal.
“Visi dan misi saja tak cukup untuk memenangkan hati warga. Setidaknya ketika menjabat posisi strategis penataan kota memang diberikan kepada yang berkompeten,” harapnya.

Banjir dan Jalan Rusak di Sempaja

Pesoalan banjir di Samarinda memang bukan hal baru. Ryan Butarbutar yang juga lahir dan besar di Kota Tepian sudah merasakan. Ketika hujan berjam-jam, banjir sudah pasti menghujam. Belum lagi kondisi jalan yang banyak dijumpai rusak. Seperti kawasan simpang empat Sempaja yang banyak lubang, apalagi kerap dilewati truk. “Kalau bisa, tempat wisata juga ditambah. Biar warga ini tak stres juga kerja terus,” imbuhnya.

Kisah senada soal banjir juga diberikan Estetika Putri Niasty Hia. Karyawan swasta ini mengaku pernah tidur di dalam mobil hanya karena banjir. Dia terjebak di tengah jalan pada November tahun lalu. Saat itu mendekati waktu tengah malam, dia memutuskan pulang ke rumahnya di kawasan Sempaja setelah pekerjaannya selesai. Ia tak menyangka hujan yang sebelumnya mengguyur menyisakan banjir besar di Sempaja. “Saya harap pemimpin yang akan datang bisa memikirkan nasib warganya. Jangan hanya senang saat mendirikan bangunan saja kemudian dipuji. Masyarakat juga perlu perhatian. Dan ingat saat keluarkan kebijakan, utamakan masyarakat. Jangan golongan tertentu,” pungkasnya. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.