HeadlinePemkot Samarinda

Kreatif Sikapi Pandemi, Samarinda Cetak Rekor PAD Hampir Rp600 Miliar

Pandemi bukan halangan untuk produktif. Inovasi dan kreatif pun jadi kunci. Seperti terjadi di Samarinda yang mencetak rekor PAD tertingginya.

Samarinda, intuisi.co—Pandemi covid-19 yang merebak pada 2020 lalu, membuat gejolak di nyaris semua lini. Perekonomian anjlok di banyak tempat. Tak terkecuali Samarinda. Namun syukur bagi Ibu Kota Kaltim, masyarakatnya terbukti mampu beradaptasi, pemerintahnya piawai bersiasat. Ketika daerah lain tertekan perekonomian, Samarinda mencetak rekor PAD tertinggi sepanjang sejarah Ibu Kota Kaltim tersebut.

Karenanya, meski pandemi tak terhindarkan dan memicu pembatasan untuk banyak urusan, perekonomian di Samarinda mampu terjaga, bahkan tumbuh positif. Salah satu indikatornya adalah tren pendapatan asli daerah (PAD) yang menanjak. Sebelum pandemi, PAD Samarinda berada di kisaran Rp380 miliar. Namun ketika pandemi, Samarinda justru mencetak rekor PAD nyaris Rp600 miliar. “Ini pencapaian terbaik (Samarinda) sepanjang sejarah,” ucap Wali Kota Samarinda, Andi Harun, kala memberi sambutannya pada Peresmian Pasar dan Pusat Perbelanjaan Sehat, Inovatif & Aman Parkir (SIAP) QRIS di Kota Samarinda, di BIG Mall Samarinda, Jalan Untung Suropati, Kecamatan Sungai Kunjang, Senin, 9 Mei 2022.

Capaian tersebut tentu membanggakan, mengingat tak banyak daerah lain mencatatkan tren serupa di Tanah Air pada periode yang sama. Padahal, Samarinda, sebagaimana kabupaten/kota lain di Tanah Air, turut menerapkan pembatasan selama pandemi covid-19 seperti PPKM.

Peran Masyarakat Dongkrak PAD

Andi Harun pun mengapresiasi peran masyarakat yang begitu besar atas capaian tersebut. Masyarakat Samarinda mampu mematuhi kebijakan pembatasan dari pemerintah, namun di sisi lain tetap kreatif menjalankan aktivitas ekonomi.  Ujung-ujungnya, keberlanjutan ekonomi daerah pun terjaga hingga capaian PAD Samarinda bisa begitu membanggakan.

Inovasi dan kreativitas adalah kunci keberhasilan masyarakat Samarinda menghadapi pandemi. Andi Harun pun menangkap potensi yang lebih besar dari keberadaan pasar tradisional maupun pusat perbelanjaan. Optimalisasinya pun makin terbuka seiring geliat keuangan digital di Tanah Air. Pasar tradisional dan pusat perbelanjaan modern di Samarinda pun tak ketinggalan terlibat. “Kita harus menyesuaikan diri dan beradaptasi. Salah satunya dengan aplikasi SIAP QRIS atau Sehat, Inovasi, dan Aman Pakai Quick Response Code Indonesian Standard,” ungkap Andi Harun.

Platform transaksi nontunai diakui Andi Harun tak dapat diremehkan. Samarinda pun telah membuktikan, sebagaimana penerapannya di Pasar Merdeka sejak dua bulan lalu. Dari 179 pedagang, 111 telah menggunakan SIAP QRIS. Wajah Pasar Merdeka pun kini makin maju dan modern.

“Pasar Merdeka Insya Allah pada Juni ini mendapat predikat pasar terbaik nasional di tiga kategori. Meliputi pasar paling sehat, yang berarti tak mengandung zat adiktif berbahaya dan tak ada formalin. Kedua, pasar dengan akurasi timbangan presisi tingkat tinggi, tak ada kecurangan. Dan ketiga, menjadi pasar pertama di Samarinda menerapkan sistem pembayaran nontunai,” urai Andi Harun.

Dengan tren positif tersebut, Andi Harun pun antusias penerapan yang sama bakal dibawa ke Pasar Lok Bahu dan Palaran, begitu juga Big Mall sebagai pusat perbelanjaan modern. Diharapkan inovasi tersebut mampu mendorong inklusi keuangan di Samarinda yang lebih baik. (*)

 

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.