DPRD Kaltim

Mengatasi Bullying di Sekolah: Sinergi Pemerintah, Sekolah, dan Orang Tua

Samarinda, Intuisi.co – Bullying atau perundungan di lingkungan pendidikan merupakan tantangan serius yang membutuhkan perhatian bersama. Ananda Emira Moeis, Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), menyoroti perlunya upaya bersama dari pemerintah, sekolah, dan orang tua untuk membentuk karakter anak dan mencegah perundungan. “Saya sangat anti-perundungan karena itu bisa melukai seseorang. Perundungan sudah menjadi karakter. Saya harapkan ada perhatian dari pemerintah untuk menangani ini, terutama di sekolah dan peran orang tua,” ujar Ananda.

Dengan keprihatinan terhadap dampak fisik dan psikologis dari perundungan, Ananda terus mendorong kerja sama antara pemerintah daerah, sekolah, dan orang tua dalam upaya pencegahan dan penanganan perundungan.

“Harus betul-betul digalakkan dan disosialisasikan. Semua harus bekerja sama. Pemerintah juga harus turun tangan dalam hal ini,”

Peran Pemerintah dalam Menanggulangi Perundungan Pemerintah memegang peran sentral dalam penanganan perundungan di lingkungan pendidikan. Ananda menyoroti perlunya peran tim satgas yang dapat menjadi garda terdepan dalam menanggulangi perundungan. Tim ini diharapkan memiliki kewenangan yang cukup dan dapat bekerja efektif. Tidak hanya itu, pemerintah juga harus memberikan dukungan penuh terhadap implementasi kebijakan yang sudah ada, termasuk Perda Ketahanan Keluarga di Kalimantan Timur.

Konsistensi dalam menerapkan kebijakan ini menjadi kunci keberhasilan dalam menangani perundungan. Peran Sekolah dalam Menciptakan Lingkungan Belajar Aman Sekolah merupakan lingkungan di mana perundungan sering terjadi. Oleh karena itu, peran sekolah sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung. Ananda menekankan pentingnya pemahaman dan sensitivitas guru dan staf terhadap isu perundungan. “Pelatihan berkala dan workshop dapat menjadi sarana efektif untuk mengedukasi para pendidik tentang tanda-tanda perundungan, cara mengatasi, dan langkah-langkah pencegahannya,” paparnya.

Selain itu, perlu adanya mekanisme pelaporan yang jelas di setiap sekolah untuk menjamin bahwa setiap kasus perundungan dapat ditangani dengan serius. Peran Orang Tua dalam Pembentukan Karakter Anak Peran orang tua tak kalah penting dalam mencegah dan menangani perundungan. Ananda menyoroti perlunya keterlibatan orang tua dalam membentuk karakter anak. Mendukung anak-anak dalam mengembangkan keterampilan sosial, memahami emosi, dan meningkatkan rasa percaya diri dapat membantu mencegah mereka menjadi korban perundungan.

“Komunikasi terbuka antara orang tua, guru, dan anak menjadi kunci. Orang tua perlu mengetahui kondisi anak di sekolah, apakah mereka mengalami tekanan atau masalah sosial,” tambahnya.

Dengan demikian, orang tua dapat memberikan dukungan yang tepat dan segera bertindak jika ada indikasi perundungan. Perda Ketahanan Keluarga: Landasan Hukum yang Penting Perda Ketahanan Keluarga di Kalimantan Timur menjadi landasan hukum yang penting dalam upaya pencegahan dan penanganan perundungan.

Ananda menegaskan bahwa implementasi yang konsisten dari pemerintah daerah menjadi kunci keberhasilan program ini. “Tim satgas yang dibentuk harus memiliki kewenangan yang cukup dan dapat beroperasi dengan efektif. Diperlukan pemantauan dan evaluasi berkala untuk memastikan bahwa program-program yang telah dijalankan berjalan sesuai dengan tujuan dan harapan,” ungkap Ananda. Pemahaman Terhadap Latar Belakang Pelaku dan Korban Perda ini juga menyoroti perlunya pemahaman mendalam terhadap latar belakang pelaku dan korban perundungan. Lingkungan tempat tinggal seringkali memiliki pengaruh besar terhadap perilaku anak-anak di sekolah. Oleh karena itu, pendekatan holistik dan berbasis pada kajian kasus diperlukan dalam menangani perundungan.

“Konseling yang efektif perlu diintegrasikan dalam program pencegahan dan penanganan. Melalui konseling, dapat diidentifikasi faktor-faktor yang mendorong perilaku perundungan dan mencari solusi yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut,”

Mendorong Kesadaran Masyarakat Melalui Kampanye Sosialisasi Agar upaya pencegahan dan penanganan perundungan berhasil, kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan. Ananda mengusulkan kampanye sosialisasi yang menyeluruh untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya perundungan dan peran setiap individu dalam mencegahnya. “Sekolah dapat menjadi wadah yang efektif untuk menyebarkan informasi tentang perundungan. Kampanye sosialisasi di sekolah dapat melibatkan siswa, guru, dan orang tua untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang mendukung,” tambahnya. Pendidikan Sosial di Sekolah untuk Membentuk Karakter Siswa Selain kampanye sosialisasi, Ananda menekankan perlunya integrasi pendidikan sosial dalam kurikulum sekolah. (DPRDKALTIM/ADV/CRI).

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.